Bermain (belum selesai)

Akhir-akhir ini diriku melarang diriku untuk bermain, bersenang-senang dan menikmati kegembiraan. Dia bilang ini bukan saatnya. Dia bilang aku harus sadar. Tawa canda ku ini mungkin saja palsu, hanya kamuflase dari kecemasanku. Ya, aku memang sedikit merasa cemas. Banyak hal yang aq cemaskan dan aku khawatirkan. Aku masih belum paham, tapi aku tahu ada banyak kecemasan dan kekawatiran meskipun entah itu apa. Aku tidak tahu sampai aku menelusurinya dalam diriku dengan selftalk. Aku terkejut. Astaga! ada banyak, banyak sekali, hampir seperti buih dilautan. Aku hanya diam tertunduk lesu, tidak tahu apa yang harus ku lakukan, yang pasti aku ingin berlari dari realita permasalahan ini. Aargh!! kacau!! aq sadar, benar benar sadar bahwa aku kacau, ini salah! benar-benar salah! aku salah! aku memang salah! tapi aku benci aq menyadarinya, aku harus keluar dari zona nyaman dan mengerjakan pekerjaan rumah yang jumlahnya tak tanggung tanggung banyaknya, tapi ini lebih baik dari pada aku terus membohongi diri sendiri. Berpacu dengan waktu dan berlari sekencang mungkin menyelesaikan pekerjaan rumah yang menjadi masalah ini. Jika tidak, tamat sudah riwayat. Aku akan kecewa, ayah kecewa, ibu kecewa, dunia pun akan ikut kecewa termasuk dia masa depanku, dan semua akan selesai. Bukankah diri ini sudah lelah dengan kecewa hingga hambar untuk merasa. Lupa cecapan rasanya. Semua terasa biasa saja meskipun aq menikmatinya dengan tawa riuh sorak sorai keceriaan. padahal semua telah mati untuk terasa, mungkin itu yang dimaksud dengan kamuflase oleh diriku. Hhaa~ sekarang secara tiba-tiba aku rindu perasaan yang murni, yang real kemurniannya. Aku ingin tersenyum dengan tulus, aku ingin tertawa secara tulus, aku ingin menangis dengan tulus, dan aku ingin berbahagia dengan syukur, merindukan perasaan yang benar benar ku rasakan. Ingin semua rasa itu kembali utuh dalam sukma ini. Menjiwai jiwaku kembali. Mungkin saat ini aku adalah zombie. Tidak! aku harus tetap hidup sebagai manusia bukan sebagai zombie. Maka aku putuskan aku menyelesaikan semua ini, memangkas habis permasalahan yang enggan untuk dipermasalahkan. Memperbaiki dan mencoba kembali. Ini butuh komitmen dan keseriusan. Aku harus sedikit membuat lupa diriku untuk bermain. Meskipun, aku ingin berlarian di bibir pantai, bermain ombak dan menikmati semilir angin, meskipun aku ingin menapakan kakiku di alam dengan tanjakan-tanjakan hingga ke puncak untuk menikmati sang surya kala memamerkan sinar emasnya. )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UHT 1 SEM 2

My Peace Maker

Hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Club Disigner dalam membuat web site